Jakarta – Serangan Israel ke tenda-tenda pengungsi Rafah masih terus terjadi. Setelah delapan rudal dijatuhkan di kamp Tel Al-Sultan Minggu malam yang menewaskan 45 orang, yang banyak di antara korbannya anak-anak dan wanita, pasukan Israel masih terus menggila menyerang jantung terakhir pengungsi Gaza tersebut.
Padahal serangan yang melukai 249 orang tersebut mendapat kecaman dari banyak negara di dunia. Dalam penjelasannya ke parlemen Israel, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sempat menyebut hal tersebut sebagai “kesalahan tragis” meski mengaku tetap konsisten melakukan operasi dengan dalih “mencapai kemenangan mutlak” di Gaza.
Berikut deretan peristiwa terbaru dari konflik Israel-Hamas Palestina yang dirangkum Asianpost per Rabu (29/5/2024).
1.Serangan Udara Baru
Pasukan Israel dilaporkan melakukan serangan udara baru ke Rafah di Gaza bagian selatan Selasa malam. Di saat yang sama tank-tank menerobos ke pusat kota yang ditetapkan sebagai “zona aman” Al-Mawasi.
Dilaporkan Al-Jazeera setidaknya ada 21 orang tewas akibat serangan baru Israel. Sebanyak 12 orang adalah perempuan.
2.Drone Israel Tembak Siapapun yang Bergerak di Rafah
Sementara itu, pasukan Israel juga dilaporkan melancarkan serangan udara baru di Rafah. Kantor berita Prancis AFP mengatakan bahwa wartawannya di Rafah melaporkan serangan tersebut Rabu pagi.
“Orang-orang saat ini berada di dalam rumah mereka karena siapa pun yang bergerak akan ditembak oleh drone Israel,” kata warga Rafah, Abdel Khatib, kepada AFP.
3.Resolusi PBB Terbaru untuk Rafah
Seruan sangat mendesak untuk mengakhiri serangan Israel di Rafah datang dari para diplomat, pejabat PBB, dan lembaga kemanusiaan. Kemarin resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut hal tersebut juga sedang dikerjakan dan diedarkan di antara anggota dewan.
Dilaporkan Al-Jazeera bahwa Aljazair sedang menyusun teks resolusi. Duta Besar negara tersebut tidak memberikan banyak rincian tetapi mengatakan dia berharap untuk melakukan pemungutan suara secepat mungkin.
Prancis telah menyatakan dukungannya terhadap resolusi tersebut mengingat fakta dari 20 organisasi kemanusiaan yang mencakup Save the Children dan Doctors Without Borders. Mereka memperingatkan bahwa situasi kemanusiaan berada di ambang kehancuran.
Disebut pula pertemuan rutin DK PBB akan dilakukan Rabu ini mengenai situasi di Timur Tengah. Namun belum jelas apakah akan ada cukup dukungan di antara anggota dewan agar resolusi ini bisa disahkan.
4.China Teriak
China merespons serangan Israel ke tenda-tenda pengungsi Rafah. Pemerintah Presiden Xi Jinping bahkan menyebut pihaknya sangat prihatin atas operasi militer terbaru Tel Aviv itu.
“Kami menyatakan keprihatinan besarnya atas operasi militer Israel yang sedang berlangsung di Rafah,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning, dikutip dari AFP.
“Kami mendesak semua pihak untuk melindungi warga sipil dan fasilitas sipil,” tegas China lagi.
China pun meminta Israel untuk mendengarkan seruan masyarakat internasional. Termasuk menghentikan serangannya terhadap Rafah.
Perlu diketahui Jumat lalu, Mahkamah Internasional PBB (ICJ) telah meminta Israel menyetop serangan meski tak diindahkan Israel. Dalam tanggapannya, Israel tidak memberikan indikasi bahwa mereka bersiap mengubah haluan di Rafah bahkan bersikeras menyebut ICJ telah melakukan kesalahan.
China sendiri kencang menyerukan gencatan senjata segera sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada Oktober tahun lalu. China secara historis bersimpati pada perjuangan Palestina.
Negara ini mendukung solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina. Presiden Xi Jinping juga menyerukan diadakannya “konferensi perdamaian internasional” untuk menyelesaikan konflik tersebut.
5. Arab Saudi Buka Suara
Sementara itu, Arab Saudi kembali berteriak soal Rafah. Negeri Raja Salman bin Abdulaziz itu mengutuk apa yang dikatakannya sebagai pembantaian dan genosida yang berkelanjutan oleh Israel.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengecam serangan Israel terhadap tenda-tenda pengungsi Rafah. Negeri itu menyebut serangan dilakukan ke orang-orang yang tidak berdaya di Rafah dan menyerukan tindakan internasional untuk menghentikan pembantaian.
“Pembantaian genosida terus-menerus dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina,” tegas Arab Saudi sebagaimana dimuat kantor berita resmi Saudi Press Agency.
Israel disebut melakukan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum dan norma internasional. Bahkan, Israel disebut telah mempertaruhkan kredibilitas lembaga legitimasi internasional.
“Kerajaan menekankan perlunya komunitas internasional untuk memikul tanggung jawabnya saat ini lebih dari sebelumnya, untuk menghentikan pembantaian terhadap rakyat Palestina dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab,” tambah negeri itu lagi.
6.Prancis Akan Akui Palestina Merdeka
Setelah Irlandia, Norwegia dan Spanyol, makin banyak negara dunia yang mulai mengaku Palestina sebagai negara merdeka. Dalam update terbaru, setidaknya ini dilakukan Prancis.
“Tidak ada hal yang tabu bagi Prancis, dan saya benar-benar siap untuk mengakui negara Palestina. Saya pikir pengakuan ini harus dilakukan pada saat yang tepat,” ucap Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam jumpa pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz di Jerman.
Macron menegaskan Prancis akan memastikan pengakuan terhadap Palestina bermanfaat dan berbuah nyata. Karena itu, ia menekankan perlunya proses politik untuk memberikan “hasil yang bermanfaat” dari pengakuan ini.
“Saya tidak akan melakukan (hanya) pengakuan emosional,” paparnya seperti dikutip kantor berita Anadolu, sambil mengkritik serangan ke Rafah.
Sebelumnya sebanyak 143 negara memberi dukungan Palestina menjadi anggota penuh PBB. Pengakuan terhadap negara Palestina juga telah dilakukan Barbados, Bahama, Trinidad, dan Tobago.
7.Demo Besar hingga Chaos di Kedutaan Israel Meksiko
Bentrokan terjadi pada Selasa antara polisi dan pengunjuk rasa di luar kedutaan Israel di Meksiko. Dilaporkan warga melakukan unjuk rasa menentang serangan militer Israel di kota Rafah.
Beberapa pengunjuk rasa menutupi wajah mereka dan melemparkan batu ke arah polisi anti huru hara yang menghalangi jalan mereka menuju kompleks diplomatik di lingkungan kota Lomas de Chapultepec. Sekitar 200 orang bergabung dalam demonstrasi tersebut.
Mereka membawa spanduk “Tindakan mendesak untuk Rafah”. Dilaporkan pula sekitar 30 orang di antaranya mulai merobohkan penghalang yang menghalangi mereka mencapai Kedubes Israel.
Petugas polisi mengerahkan gas air mata dan melemparkan kembali batu yang dilemparkan ke arah mereka oleh pengunjuk rasa. Belum diketahui apakah ada pendemo yang ditangkap.
8.AS Tetap Diam
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) masih tetap “diam” soal Rafah. Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan dia “tidak memiliki perubahan kebijakan untuk dibicarakan” ketika ditanya tentang dukungan Presiden AS Joe Biden untuk Israel setelah serangan ke kamp pengungsi di Rafah Minggu.
Dalam update Reuters misalnya, AS kembali menegaskan Israel memiliki hak membela diri. Meski begitu, pemerintah Biden mengatakan telah mengingatkan Israel untuk mengambil setiap tindakan pencegahan untuk melindungi warga sipil.
“Namun, seperti yang telah kami jelaskan, Israel harus mengambil setiap tindakan pencegahan yang mungkin untuk melindungi warga sipil.”
AS sendiri selama ini adalah sekutu dekat Israel. Beberapa kali resolusi PBB soal gencatan senjata Gaza diveto AS.
9.Total Korban Tewas Gaza Terbaru
Saat ini, Al-Jazeera menyebut total warga Gaza yang tewas karena serangan Israel sejak Oktober menjadi 36.096. Di mana 15.000 adalah anak-anak.
Sementara 10.000 orang dilaporkan hilang. Sebanyak 81.136 terluka.
10.Gerakan All Eyes on Rafah
Sementara itu, slogan ‘All Eyes on Rafah’ kini ramai diserukan di berbagai media sosial. Hal ini dilaporkan menjadi bentuk dukungan terbaru untuk Palestina yang terus digempur Israel.
‘All Eyes on Rafah’ makin menggema pasca Israel menyerang kamp pengungsian di Rafah. Mengutip TRT setidaknya sudah ada 30 juta orang di dunia yang membagikan slogan itu melalui akun media sosialnya.
“Atlet, selebriti, influencer semuanya ikut andil,” tulis laman Turki itu.
Sebenarnya, ‘All Eyes on Rafah’ adalah gambar yang dibuat dengan kecanggihan AI. Ini untuk menghindari sensor dari media sosial (medsos) Instagram.
“Ini mungkin menghindari beberapa moderasi otomatis pada platform, karena ini adalah gambar yang dihasilkan AI dan tidak ada apa pun di dalamnya yang sangat berbahaya atau kontroversial,” kata konsultan media sosial dan analis industri, kepada NBC News, Matt Navarra.
Sebelumnya Meta, pemilik Facebook dan Instagram, dituduh menghapus video yang direkam oleh jurnalis Palestina yang meliput pembantaian Israel di Gaza. Seorang juru bicara Instagram mengakui bahwa perusahaan tersebut menghapus beberapa konten karena sifatnya yang kasar dan vulgar.
Dikutip dari situs Forbes, slogan ini berarti seruan kepada masyarakat dunia untuk memperhatikan serangan terhadap Rafah di Gaza. Ini guna menarik perhatian masyarakat terhadap kekejaman yang terjadi.
Mengutip laman yang sama awalnya slogan berasal dari komentar Direktur Kantor Wilayah Pendudukan Palestina di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Rick Peeperkorn beberapa bulan lalu. Kala itu, Netanyahu memerintahkan dibuatnya rencana evakuasi warga kota itu jelang serangan darat dilakukan guna menggempur Hamas.
Dalam beberapa bulan terakhir, sebenarnya slogan yang jika diartikan ke bahasa ‘Semua Mata tertuju pada Rafah’ itu telah digunakan oleh berbagai organisasi seperti Save the Children, Oxfam, American for Justice in Palestine Action, Jewish Voice for Peace, dan Palestine Solidarity Campaign. Ini untuk memprotes invasi Israel ke Rafah.
Penulis: Steven Widjaja