Program Makan Siang Gratis Prabowo, Mungkinkah Cegah Stunting?

Capres Prabowo Subianto ingin berikan makan siang gratis kepada siswa sekolah di seluruh Indonesia. (Foto: Istimewa)

Jakarta – Makan siang dan susu gratis untuk siswa sekolah adalah program andalan calon presiden (Capres RI), Prabowo Subianto, yang bertujuan untuk mengatasi masalah stunting di Indonesia.

Mengutip dari dokumen visi, misi, dan program pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Gibran Rakabuming, paslon nomor 2 itu bakal memberikan makan siang harian gratis kepada siswa pra-sekolah, sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), serta pesantren.

“Memberi makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil,” tulis dokumen itu, dikutip Rabu, 29 November 2023.

“Program ini menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100 persen pada 2029,” lanjut penjelasan dokumen itu.

Sebagai informasi, pemerintah Indonesia menargetkan penurunan angka stunting ke level 14 persen pada 2024. Pemerintah Indonesia menetapkan percepatan penurunan angka stunting sebagai salah satu program prioritas nasional.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), secara nasional angka stunting pada 2022 menurun menjadi 21,6 persen. Dengan demikian, angka stunting menunjukkan penurunan sebesar 2,8 persen bila dibandingkan dengan 2021 yang mencapai angka 24,4 persen.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri mendefinisikan stunting sebagai jenis malnutrisi yang ditandai dengan tinggi badan di bawah rata-rata dan tidak sesuai dengan usia. WHO menjelaskan, stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis yang dapat dikorelasi dengan kemiskinan, kesehatan, dan buruknya gizi seorang ibu.

Sementara menurut Kemenkes RI, stunting adalah bentuk kegagalan pertumbuhan atau growth faltering yang disebabkan oleh tidak cukupnya nutrisi yang diterima anak sejak kehamilan sampai usia 24 bulan. Kondisi stunting berpotensi lebih parah jika tidak terimbanginya kejar tumbuh atau catch up growth anak.

Pertanyaannya, apakah makan siang dan susu gratis efektif dalam mengatasi persoalan stunting di Indonesia?

Makan siang gratis saja tak cukup

Dokter spesialis anak, Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, mengatakan ada banyak faktor yang perlu diperhatikan untuk mengatasi stunting. 

“Tujuan program (makan siang dan susu gratis) sudah benar. Namun, belum lengkap. Harus ditambah dengan pemeriksaan kehamilan, imunisasi, promosi serta konseling menyusui dan gizi, hingga pemberian suplemen,” jelas Prof. Hinky, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu, 29 November 2023.

Menurut Prof. Hinky, selain makan siang dan susu gratis, terdapat 11 intervensi yang harus turut dilakukan Prabowo untuk menurunkan angka stunting, yakni:

  1. Skrining anemia, terutama bagi remaja perempuan
  2. Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja perempuan
  3. Pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care atau ANC)
  4. Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
  5. Pemantauan pertumbuhan balita
  6. ASI eksklusif
  7. Pemberian MPASI
  8. Penyediaan air minum dan sanitasi
  9. Pelayanan gizi dan kesehatan
  10. Peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi
  11. Peningkatan akses pangan bergizi

Dalam pemberian makan siang gratis bagi pelajar, Prabowo harus cermat terhadap menu yang disajikan. Prof. Hinky menyebutkan, asupan karbohidrat, lemak, hingga protein yang cukup wajib terkandung di dalam menu makan siang agar tujuan menurunkan angka stunting tercapai.

“Menu makan yang baik harus mengandung hidrat arang (karbohidrat), lemak, protein, serta vitamin dan mineral,” ujar Prof. Hinky.

“Jadi, selain makan tiga kali, perlu juga buah-buahan manis, sayuran hijau, dan susu dua gelas setiap hari,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa tujuan penanganan stunting tidak akan terwujud jika mengandalkan program makan siang dan susu gratis bagi pelajar. Prof. Hingky menegaskan, harus ada kolaborasi yang masif dengan banyak pihak.

“Program ini bukan tidak efektif, tetapi kurang lengkap dan harus dilakukan berkesinambungan. Bukan hanya oleh capres dan cawapres, namun oleh seluruh masyarakat karena ini (stunting) masalah kita bersama, bukan hanya masalah berdua,” tegasnya.

Penulis: Steven Widjaja

Recommended For You

About the Author: Ari Nugroho

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *