Jakarta – Kota New York, Amerika Serikat (AS) tentu menjadi primadona bagi banyak ekspatriat, tanpa terkecuali ekspatriat dari Indonesia. Kemegahan Kota New York sebagai salah satu ikon dalam Hollywood telah lama menjadi daya tarik bagi para ekspatriat untuk merintis karir maupun melanjutkan studi.
Namun begitu, tahukah bahwa Kota New York ternyata bukanlah kota terbaik di dunia untuk para ekspatriat. Dikutip dari CNBC, Senin (4/12), komunitas online Internations menunjukkan bahwa Kota New York menempati peringkat 39 dari total 49 kota di seluruh dunia yang dinilai menjadi tempat ideal bagi masyarakat dunia untuk memulai “hidup baru”.
Dalam survei terbarunya itu, Internations melakukan survei terhadap lebih dari 12.000 individu yang tinggal di 172 negara di seluruh dunia. Kota dengan julukan Big Apple itu turun peringkat dari peringkat 16 pada 2022. Laporan itu juga menyatakan bahwa itu adalah penurunan signifikan yang terjadi dalam kurun waktu hanya satu tahun ini.
Penurunan signifikan itu dipicu oleh biaya hidup yang mahal. Sekitar 2 dari 5 ekspatriat (39%) menyatakan pendapatan rumah tangga mereka di New York tak cukup untuk menciptakan kualitas hidup yang baik, dibandingkan dengan 27% ekspatriat yang merasakan hal serupa secara global. Sementara itu, 34%-nya lagi atau 1 dari 3 yang disurvei menyatakan tidak senang dengan situasi keuangan mereka, dibandingkan dengan 22% secara global.
Dari sisi faktor keuangan personal, Kota New York berada pada dua posisi terakhir, yang hanya menempatkannya di atas Vancouver. Kota terbesar di AS itu juga menunjukkan terkikisnya popularitas pada faktor peluang pekerjaan. Para ekspatriat di kota yang menempati peringkat ketiga dalam hal bekerja di luar negeri pada 2022 itu, menyatakan bahwa mereka tidak puas dengan keamanan atau ketersediaan pekerjaan serta work-life balance di New York.
New York bukan satu-satunya kota di dunia yang memiliki tantangan hidup yang berat, namun masih disukai oleh banyak ekspatriat. Di antara 10 kota terburuk untuk ekspatriat di tahun ini yang masih disukai oleh ekspatiat, ada Paris yang menempati posisi ke-41, London ke-42, dan Berlin ke-45.
“Satu masalah utama dengan kota-kota besar itu adalah bahwa para ekspatriat semakin dan semakin tak sanggup untuk menanggung biaya hidup yang ada,” ujar Malte Zeeck selaku CEO dan co-founder Internations.
“Apa yang menjadi rintangan utamanya adalah biaya hidup yang semakin meningkat, penurunan kualitas hidup, kondisi kerjaan yang memburuk, dan meningkatnya tantangan dalam bergaul di kota-kota besar itu,” tambah Malte.
Meskipun begitu, New York menempati peringkat tertinggi dalam hal pilihan rekreasi, di mana Big Apple memiliki taman-taman kelas dunia, berbagai musium, restauran, tugu bersejarah, dan spot bersejarah menarik lainnya.
Sedangkan untuk predikat 3 besar kota terbaik bagi ekspatriat dipegang oleh Malaga, Alicante, dan Valencia, yang semuanya berada di Spanyol.
Penulis: Steven Widjaja