Jakarta – PT Avrist Assurance yang bergerak di bidang asuransi umum, jiwa, dan syariah, mencatatkan peningkatan laba bersih hingga double digit, yakni sebesar 18,3% secara tahunan pada 2023 menjadi Rp144,5 miliar dari Rp122,2 miliar pada tahun sebelumnya.
Pertumbuhan laba bersih itu juga diikuti oleh sejumlah kinerja keuangan yang positif lainnya. Level Risk Based Capital (RBC) Avrist Assurance tercatat sebesar 612,66%, jauh melebihi ambang batas RBC dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang sebesar 120%. Nilai RBC pada 2023 tersebut juga mengalami peningkatan hingga 36% dari 576,71% pada 2022.
Sementara itu, nilai bisnis baru (VONB) Avrist Assurance mengalami pertumbuhan hingga 276,83% secara tahunan, dari Rp42,18 miliar pada 2022 menjadi Rp158,98 miliar pada 2023. Yang mana, memberikan sumbangsih signifikan pada peningkatan kinerja bisnis Avrist Assurance.
Pertumbuhan laba bersih yang ada ternyata turut ditopang oleh efisiensi biaya operasional, di mana pengeluaran operasional turun sebesar 3,47%, dari Rp241 miliar pada 2022 ke Rp233 miliar pada 2023.
Pertumbuhan laba bersih 18,3% itu turut berdampak pada peningkatan rasio return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) yang masing-masing naik sebesar 0,38% dan 0,51%. Dari 1,54% di 2022 ke 1,92% di 2023 untuk ROA dan 5,63% di 2022 ke 6,14% di 2023 untuk ROE.
“Ini menandakan bahwa perusahaan sudah bergerak ke arah yang jauh lebih baik, jauh lebih sehat, dan bisnis yang dihasilkan bisa men-generate profit margin yang lebih baik,” ucap Ian Ferdinan Natapradja selaku Direktur Keuangan Avrist Assurance saat Media Gathering Avrist di Jakarta, Senin, 6 Mei 2024.
Di lain sisi, Presiden Direktur Avrist Assurance, Simon Imanto menjelaskan bahwa pada tahun 2023, Avrist menerapkan inisiatif strategis yang komprehensif dengan menetapkan pondasi untuk bertumbuh secara stabil, berkesinambungan melakukan tinjauan bisnis pada setiap kanal distribusi, menyediakan fasilitas penjualan yang otomatis berdasarkan teknologi informasi digital, serta penempatan sumber daya manusia (SDM) yang sesuai dengan kemampuan dan kompetensi di tempat yang tepat.
“Kami percaya dengan berakhirnya pandemi dan pertumbuhan ekonomi yang membaik, maka ekonomi Indonesia akan memiliki masa depan yang cerah, didukung fundamental kuat dan pangsa pasar yang besar. Demikian juga populasi usia muda dan penetrasi asuransi jiwa yang masih rendah, tentunya menjadi peluang untuk meningkatkan kinerja perusahaan,” tuturnya.
Penulis: Steven Widjaja