BAPPEBTI DAN PT KBI DORONG PEMANFAATAN SISTEM RESI GUDANG

Jakarta–Badan Pengawas Perdagangan Komoditi (Bappebti) dan PT Kliring Berjangka Indonesia (persero) atau KBI mendorong peningkatan nilai komoditas dengan memanfaatkan sistem resi gudang (SRG). SRG diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para penghasil komoditas.

Kesejahteraan para penghasil komoditas selama ini belum dalam tingkatan yang baik. Faktor keberadaan tengkulak, faktor alam, sertra rendahnya harga komoditas saat panen, menjadikan para petani tidak dapat menikmat hasil yang maksimal.

SRG bukan sekadar instrumen tunda jual dan pembiayaan, namun juga memberikan sejumlah manfaat bagi pemerintah, swasta atau industri, dan masyarakat. SRG dapat dijadikan sebagai instrumen untuk menjaga kestabilan harga, mendukung tata niaga komoditas dan pemenuhan kebutuhan komiditas pangan berkualitas dengan harga terjangka di tingkat masyarakat.

“Dengan adanya sistem informasi pada SRG, ketersediaan data dan sebaran stok cadangan komoditas menjadi akurat dan dapat dimanfaatkan oleh pemerintah di dalam menentukan kebijakan pengendalian ketersediaan dan kelancaran distribusi komoditas pangan, sehingga tingkat inflasi dapat ditekan,” kata Kepala Bappebti Tjahya Widayanti, di Jakarta, Jum’at, (29/11).

Sementara Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT KBI menambahkan, sebagai stakeholder dalam SRG, KBI berperan sebagai pusat registrasi dan turut mendorong langkah BAPPEBTI untuk menjadikan instrumen resi gudang ini sebagai solusi bagi pemilik komoditas. Memang saat ini, belum semua lapisan masyarakat mengetahui dan memanfaatkan instrumen ini. Padahal manfaatnya sangat besar bagi petani dan pemilik komoditas.

“Ke depan, kami secara konsisten terus melakukan sosialisasi tentang Resi Gudang ini ke beberapa wilayah di Indonesia. Untuk saat ini, kami sudah melakukan di beberapa wilayah di Indonesia,” jelasnya.

SRG merupakan instrumen perdagangan maupun keuangan yang memungkinkan komoditas yang disimpan dalam gudang memperoleh pembiayaan dari lembaga keuangan tanpa diperlukan jaminan lainnya sehingga dapat meningkatkan kredit/pembiayaan kepada petani, poktan, gapoktan, koperasi dan pelaku UMKM.

Di samping itu SRG diterapkan untuk menyimpan hasil pertanian pada saat harga jual jatuh (tunda jual) sehingga dapat menjaga kestabilan harga/inflasi. Dalam pelaksanaannya, Sistem Resi Gudang tidak bisa dipisahkan dalam ketersediaan dan fluktuasi harga pangan. Dengan SRG, para petani menjadi tahu bagaimana mengelola produknya saat terjadi panen raya. Selain itu, dengan adanya SRG petani dapat menunda penjualanyasaat harga jatuh, serta kemudian menjualnya pada saat haga naik.

Resi Gudang adalah dokumen surat berharga yang di tata usahakan di Pusat Registrasi (Pusreg) Resi Gudang. Saat ini, satu-satunya Pusat Registrasi Resi Gudang adalah di PT KBI.

Recommended For You

About the Author: Ari Nugroho

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *