Jakarta – Indonesia dan Myanmar hari ini, Selasa, 5 September 2023, melalui Indonesia-Myanmar Roundtable Dialogue, sepakat untuk menjalin kerja sama perdagangan dan investasi di lima sektor, yakni pertanian, garment, produk konsumen, energi, dan layanan keuangan. Kelima sektor atau bidang ini dirasa penting dalam kerja sama antar negara dengan Myanmar, mengingat Myanmar juga telah menjelma menjadi salah satu tujuan negara investasi populer dewasa ini.
“Lima bidang ini kita nilai memiliki potensi dalam pengembangan perdagangan maupun investasi antara Indonesia dan Myanmar. Mengingat bahwa sebagai bagian dari komunitas Asean, Myanmar juga memiliki banyak potensi seperti kita, dan Myanmar saat ini juga telah memiliki investor yang berada di negara itu. Untuk itu, Indonesia ingin menjadi bagian dari investment, dari potensi ekonomi yang ada,” jelas Bernardino Vega selaku Alternate Chair of ASEAN-Business Advisory Council (BAC), seusai melakukan Indonesia-Myanmar Roundtable Dialogue sebagai rangkaian acara ASEAN Business and Investment Summit 2023 di Jakarta, Selasa, 5 September 2023.
Lebih lanjut, Bernardino mengatakan jika pihaknya dengan Myanmar turut sepakat untuk membentuk Pokja (Kelompok Kerja) dalam upaya merealisasikan berbagai hal yang ada secara detail dengan para pelaku usaha, demi memastikan kerja sama di lima sektor ini berjalan sukses.
Walau tak menyebutkan target nilai investasi, ia menjelaskan, di antara kelima sektor tersebut, sektor perbankan atau layanan keuangan menjadi sektor prioritas pertama yang bakal digarap. Hal ini untuk memperkecil kendala dalam bertransaksi, sehingga efisiensi biaya transaksi bisa tercapai.
“Yang kedua, adalah kerja sama di bidang pertanian. Mengingat bahwa Myanmar sangat berpotensi untuk mengembangkan lahan-lahan pertaniannya, dan fungsi geografi juga diangkat pada KTT Asean kemarin. Jadi, dua sektor itu yang kita lihat bisa membawa potensi yang besar di awal,” tambahnya.
Bernardino juga mengatakan bahwa pihaknya telah menandatangani MoU dengan pihak Myanmar dalam merealisasikan kerja sama investasi dan perdagangan di lima sektor tersebut. Selain sektor layanan keuangan dan pertanian, Bernardino turut mengungkapkan, sektor energi bakal menjadi salah satu prioritas kerja sama, mengingat kebutuhan Myanmar yang besar akan tenaga listrik, energi terbarukan maupun tradisional, serta posisi Indonesia sebagai pengembang energi untuk Myanmar.
“Diskusi hari ini sangat vibrant. Kita bicara banyak soal sektor pertanian dan lainnya. Kita telah mengekspor beras ke Indonesia, tapi di satu sisi, kita mengimpor banyak alat pertanian, minyak sawit, dari Indonesia. 99% minyak sawit yang Myanmar gunakan adalah dari Indonesia. Jadi, kita punya hubungan bilateral yang tengah berlangsung, dan pertemuan ini adalah tentang bagaimana meningkatkan ini. Makanya kita menandatangani MoU hari ini,” pungkas Secretary of the Union of Myanmar Federation of
Chambers of Commerce and Industry (UMFCCI), Khine Khine Nwe.
Penulis: Steven Widjaja