Jakarta – JPMorgan Chase menunjukkan bahwa pihaknya mengalami kerugian dari sekuritas sebesar puluhan miliar dolar, seperti terlihat pada neraca keuangan perusahaan terbarunya.
Raksasa perbankan ini kini mengalami kerugian yang belum terealisasi dari obligasi sekitar USD40 miliar pada kuartal III tahun ini. Dikutip dari The Daily Hodl, Senin (6/11), laporan Barron’s menunjukkan jika kerugian ini meningkat hingga 20% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Angka-angka tersebut tercatat dalam catatan kaki laporan keuangan kuartal III JPMorgan Chase, dan lebih tinggi dari perkiraan kerugian yang sebesar USD34 miliar. Kabar ini menyusul laporan triwulanan terbaru dari Bank of America yang mengungkapkan bahwa bank tersebut kini mengalami kerugian yang belum direalisasi hingga USD131,6 miliar.
Sementara itu, meskipun Wells Fargo dan Citigroup telah melaporkan pendapatan perusahaan pada kuartal ketiga, mereka belum mengungkapkan statistik terbaru mengenai kerugian mereka yang belum terealisasi. Pada kuartal kedua tahun ini misalnya, Wells Fargo mengatakan pihaknya mengalami kerugian yang belum terealisasi dari pasar obligasi sebesar USD40 miliar, sementara Citigroup mengalami kerugian sejenis sebesar USD25 miliar.
Concern akan bahaya kerugian yang belum terealisasi telah bergema sejak awal tahun ini saat heboh kasus bangkrutnya Silicon Valley Bank (SVB). Kegagalan SVB yang tiba-tiba pada bulan Maret dipicu oleh pengumuman bahwa bank tersebut telah membukukan kerugian sebesar USD1,8 miliar dari penjualan sebagian portofolio obligasinya yang berisiko.
Secara keseluruhan, Moody’s memperkirakan industri perbankan AS menghadapi kerugian yang belum terealisasi senilai USD650 miliar, sebagaimana yang diberitakan oleh Reuters. Kerugian tersebut berasal dari jatuhnya harga obligasi di tengah dorongan The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuan di level yang lebih tinggi dan lebih lama.
Penulis: Steven Widjaja