Penyaluran Kredit ke UMKM Masih Rendah, BI Lakukan Ini

Ilustrasi UMKM. (Foto: Istimewa)

Jakarta – Sektor UMKM di Indonesia tak bisa dianggap sepele. Berbagai data menunjukkan bagaimana sektor ini sejak beberapa tahun lalu berkontribusi penting bagi perekonomian nasional, seperti pembukaan lapangan kerja dan sumbangsih bagi PDB.

Namun begitu, intermediasi atau penyaluran kredit ke sektor UMKM masih terbilang rendah, sebagaimana diungkapkan Deputi Direktur Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau Bank Indonesia (BI), Sri Noerhidajati.

Sri memaparkan, penyaluran kredit ke sektor UMKM per Maret 2025 mengalami penurunan pertumbuhan, yakni hanya sebesar 1,95 persen. Penurunan ini terbilang cukup signifikan bila dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan kredit ke UMKM beberapa waktu lalu.

“Padahal waktu pandemi saja itu pertumbuhannya bisa sekitar 10 persen. Nah, ini kami sedang terus mencari gimana caranya agar kembali meningkat (penyaluran kredit ke UMKM),” cetus Sri pada sebuah acara entrepreneurship di Jakarta, belum lama ini.

Pihaknya terus menerapkan beberapa kebijakan untuk kembali meningkatkan penyaluran kredit ke sektor UMKM. Salah satunya yaitu melalui kebijakan pembiayaan insentif makro prudensial yang ditujukan kepada lembaga perbankan, agar mendorong lembaga perbankan untuk memberikan pembiayaan kepada UMKM melalui skema insentif.

Dengan kebijakan insentif makro prudensial itu, lembaga perbankan yang menyalurkan kredit ke UMKM akan diberikan insentif melalui pengurangan giro wajib minimun (GWM).

“Dengan kebijakan ini diharapkan bisa menjadi insentif bagi bank untuk mau menyalurkan kredit ke sektor UMKM,” tuturnya.

Ia pun sempat menghubungkan melemahnya penyaluran kredit ke sektor UMKM ini dengan melemahnya kondisi ekonomi makro yang terjadi belakangan. Pelemahan kondisi ekonomi makro membuat daya beli masyarakat menurun. Ini berimbas pada permintaan bisnis di sektor UMKM yang kemudian memicu pelemahan penyaluran kredit usaha ke sektor tersebut.

“Tapi kalau kami FGD (Forum Group Discussion), disampaikan bahwa banyak kok yang masih baik-baik saja. Memang, ada UMKM besar yang dia tak butuh modal (dari bank) karena saking bagusnya UMKM ini, dia dapat pembiayaan dari teman atau keluarganya,” tambah Sri.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus melakukan sinergi kolaborasi lintas sektor dalam mendorong pemberdayaan UMKM. Salah satu yang tengah dilakukan BI ialah bekerja sama dengan berbagai kementerian/lembaga terkait untuk melakukan roadshow di kementerian/lembaga tersebut.

“Ke Kementerian Pariwisata, UMKM, Koperasi, P3A, banyak kami berkolaborasi. Karena, tugas utama kami menjaga inflasi, nilai tukar rupiah, tapi kita juga punya misi khusus di departemen kami yakni mendorong intermediasi,” sambung Sri.

Ia meyakini, dengan prinsip gotong royong, transformasi digital, dan peningkatan literasi keuangan, pihaknya dapat kembali meningkatkan kinerja sektor UMKM nasional.

Penulis: Steven Widjaja

Recommended For You

About the Author: Ari Nugroho

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *