Equinix Gandeng Astra Bangun Data Center JK1, Investasi Sampai USD74 Juta

Peresmian Data Center JK1 di Jakarta, Kamis (15/5). (Foto: Dok. TF/SW)

Jakarta – Equinix, Inc. (Nasdaq: EQIX) selaku perusahaan infrastruktur digital terkemuka di dunia, meresmikan pusat data International Business Exchange (IBX) perdananya di Jakarta melalui kemitraan dengan PT Astra International Tbk (Astra).

Pusat data berkinerja tinggi yang diberi nama JK1 ini menyediakan akses ke ekosistem lokal yang terdiri atas 50 lebih layanan cloud, jaringan, dan pertukaran internet, termasuk Alibaba Cloud, Amazon Web Services, Microsoft Azure, dan Google Cloud. Sementara untuk pembangunan JK1 ini, Equinix menggelontorkan investasi USD74 juta.

“Untuk capex investasi pasar pertama ini sekitar USD38 juta. Dan secara total untuk JK1 ini estimasi (investasi) sekitar USD74 juta,” ujar Haris Izmee, Presiden Direktur Utama Equinix Indonesia dalam acara konferensi pers peresmian peluncuran JK1 di Jakarta, Kamis, 15 Mei 2025.

JK1 yang berlokasi di kawasan pusat bisnis Jakarta, Kuningan, menjadikannya dekat dengan titik-titik pertukaran internet utama di Indonesia. Kondisi ini juga semakin memudahkan perusahaan Indonesia untuk terhubung dengan jaringan pusat data International Business Exchange Equinix yang luas secara global.

Gedung data delapan lantai tersebut saat ini menyediakan 550 rak server. Yang mana ke depannya, JK1 akan menambah kapasitas rak hingga 1.600 rak server, dengan luas ruang kolokasi 5.300 meter persegi saat sepenuhnya rampung.

Presiden Direktur Utama Equinix Indonesia, Haris Izmee mengungkapkan jika pihaknya berencana untuk melakukan ekspansi dengan membangun pusat-pusat data center lainnya. Ia mencontohkan bagaimana di Singapura, Equinix telah memiliki 5 pusat data center dan sedang membangun yang keenam.

Sementara di Jepang, Equinix yang mulai membangun pusat data center pertamanya di Tokyo dengan nama Tokyo 1, sekarang telah memiliki 15 pusat data center atau mencapai Tokyo 15. Di luar Singapura dan Jepang, pihaknya juga memiliki pusat data center di Bangkok dan Manila.

Untuk di Indonesia, tak menutup kemungkinan, Equinix akan menambah pusat data centernya dari JK1 sampai JK8. Akan tetapi, semuanya akan bergantung pada kondisi pasar dan kebutuhan konsumen dalam negeri.

“Cara kita ekspansi, kita akan lihat konsumen kita butuhnya apa, kita akan lihat dari situ bagaimana untuk mempertimbangkan desainnya, size-nya, jenis layanan, dan sebagainya. Itulah cara kita bertumbuh,” sebut Haris.

Lebih jauh, Haris menjelaskan, kondisi pasar digital Indonesia yang sedang bertumbuh pesat menjadikannya tantangan tersendiri bagi pusat data center untuk berkembang. Tantangan-tantangan itu antara lain percepatan konstruksi, pencarian vendor, sampai pencarian lokasi pembangunan pusat data.

“Itu biasa, di negara lain juga sama. Itu yang selama dua tahun ini kita do our best untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam mengatasi tantangan yang ada. Semoga ke depannya lebih cepat perkembangan kita,” cetusnya.

Di lain sisi, Direktur Sales Equinix Indonesia, Dion Montasser menyatakan jika Indonesia telah memiliki akses yang komprehensif terhadap data center. Tantangan yang sebenarnya terletak pada bagaimana Indonesia dapat menangkap peluang inovasi yang ada.

“Seberapa cepat kita bisa menangkap peluang dari sisi kapabilitas. Lalu, dari sisi market. Apakah kita hanya mau di Indonesia saja. Kenapa kita tidak go regional, go global. Bikin solusi di sini, Indonesia tetap prioritas market, tapi ditujukan untuk kebutuhan pasar regional dan global,” jelas Dion.

Dion kemudian menerangkan bahwa Equinix memiliki fungsi sebagai digital hub yang terhubung dengan semua ekosistem digital. Klien Equinix yang terdiri atas berbagai perusahaan besar seperti Oracle Cloud, Google Cloud, AWS, Huawei, hingga Alibaba, membuat konsumen tidak hanya terhubung ke zona Indonesia, namun juga bakal terhubung ke pusat data center Equinix lainnya di luar negeri.

“Equinix mempunyai Global Network Services (GNS) yang menghubungkan ke semua ekosistem digital di seluruh dunia, sesuai dengan kebutuhan,” terangnya.

Pasca peresmian JK1, pihak Equinix menyampaikan bila Equinix terbuka bagi semua industri. Industri keuangan sebagai salah satu industri kunci di Indonesia akan menjadi salah satu industri yang diprediksi paling masif memakai layanan data center.

“Kita akan lihat perbankan, asuransi, payments, lalu sudah pasti di e-commerce juga. Kemudian, ada pula industri travel dan transportasi. Jadi, depends on consumer’s requirements,” timpal Haris.

Sebagai informasi, jaringan global platform Equinix mencakup lebih dari 260 pusat data di 74 kota besar dari 35 negara. Di Asia-Pasifik, Equinix mengoperasikan 60 pusat data di 16 kota utama di Australia, Tiongkok, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, dan Singapura. Equinix juga mengumumkan ekspansi pasar ke Filipina dan Thailand pada tahun lalu.

“Dengan kombinasi keahlian Equinix di infrastruktur digital dan pengalaman luas Astra di pasar Indonesia, JK1 diharapkan dapat menyediakan solusi lengkap guna memenuhi kebutuhan bisnis di Indonesia, baik secara lokal maupun internasional,” pungkas Direktur Astra, Santosa.

Penulis: Steven Widjaja

Recommended For You

About the Author: Ari Nugroho

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *