Wujudkan Pemerataan Investasi, Ini Langkah Pemerintah Dorong Investasi Data Center di KEK Batam

Deputi Menteri Investasi Teknologi Informasi Kementerian Investasi/BKPM, Ricky Kusmayadi (kanan) dan Direktur Jenderal Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Mira Tayyiba (tengah) saat acara peresmian peluncuran data center JK1 di Jakarta, Kamis (15/5). (Foto: Dok. TF/SW)

Jakarta – Industri digital makin berkembang pesat di Indonesia saat ini. Pemerintah Indonesia pun terus melakukan sejumlah upaya untuk mendorong investasi di industri digital domestik, seperti terhadap sektor data center.

Deputi Menteri Investasi Teknologi Informasi Kementerian Investasi/BKPM, Ricky Kusmayadi menjelaskan jika pemerintah Indonesia tengah menggenjot pertumbuhan investasi data center di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batam.

Pemilihan investasi data center di Batam ditentukan karena kedekatan wilayah tersebut dengan Singapura sebagai salah satu hub perusahaan teknologi global. Pemilihan KEK Batam untuk investasi pusat data center juga akan membuat penyebaran investasi lebih merata di Indonesia.

“Tak hanya melulu di Jawa. Mungkin ada beberapa perusahaan data center yang berfokus di Jakarta. Namun, pemerintah melalui KEK, terus meng-encourage, memberikan fasilitas-fasilitas, yang harapannya bisa memeratakan investasi di luar Jawa,” ucap Ricky pada acara peresmian peluncuran data center JK1 oleh Equinix di Jakarta, Kamis (15/5).

Ricky lebih lanjut menerangkan beberapa program yang dilakukan pemerintah untuk menggenjot investasi data center di Indonesia, antara lain insentif importasi untuk mesin data center.

“Jadi, bila ada mesin yang diimpor, itu bisa ajukan ke BKPM. Kita akan analisis, dan tentunya akan diberikan persentase (tarif impor) hingga 0 persen,” sebutnya.

Di kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Mira Tayyiba menyatakan akan memastikan kemerataan konektivitas internet di seluruh Indonesia untuk mendukung keberlangsungan industri data center.

Selain itu, ia turut menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan kementerian lainnya untuk mendukung industri data center di Indonesia. Salah satu kementerian/lembaga yang diajak untuk melakukan kolaborasi tersebut yakni Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Banyak pusat data meminta untuk mendapatkan clean energy. Lalu, bagaimana juga menyediakan air untuk cooling system,” papar Mira.

Menurutnya, insentif tidak selalu dalam bentuk fiskal, tetapi juga dalam bentuk fasilitas pada clean energy dan konektivitas, yang sekarang menjadi perhatian para investor lokal maupun global.

Sebagai informasi, nilai ekonomi digital Indonesia digadang-gadang akan mencapai USD130 miliar pada 2025 dari nilai USD90 miliar di 2024. Nilai USD130 miliar itu berkontribusi terhadap sekitar 44 persen dari total nilai ekonomi digital Asia Tenggara.

Sejak 2017, BKPM mencatat, nilai ekonomi digital Indonesia bertumbuh delapan kali lipat, yang didominasi oleh sektor e-commerce. Ke depan, nilai ekonomi digital Indonesia diprediksi akan mencapai USD360 miliar pada 2030, dengan kontribusi 9 persen terhadap PDB serta target kontribusi 20 persen pada 2045.

Sedangkan spesifik untuk industri data center, kapasitas industri data center Indonesia dikatakan dapat mencapai 936 megawatt. Bertumbuh lebih dari 200 persen dari kapasitas sekarang yang sekitar 430 megawatt. Di lain sisi, sejumlah riset mengungkapkan, nilai pasar data center Indonesia akan mencapai USD3,79 miliar pada 2030 dari USD2,39 miliar di 2024.

Penulis: Steven Widjaja

Recommended For You

About the Author: Ari Nugroho

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *