Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) menilai kredit infrastruktur masih sangat potensial pada tahun medatang seiring dengan masih gencarnya pemerintah membangun infrastruktur dalam negeri.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur BCA Subur Tan saat ditemui pada acara Indonesia Knowledge Forum VIII 2019. Menurutnya, perbankan harus dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk bisa mengekspansikan kredit miliknya.
“Sebenarnya pemerintah ke depan masih akan terus mendorong infrastruktur, bisnis yang terkait dengan itu saya rasa masih bisa diharapkan tumbuh” kata Subur di Jakarta, Rabu 9 Oktober 2019.
Selain itu, sektor penunjang infrastruktur juga dinilai masih potensial untuk kredit perbankan. Seperti layaknya segmen kredit properti dan juga perumahan yang turut menjadi penunjang infrastruktur.
Subur menambahkan, selain sektor tersebut, segmen perdagangan dinilai juga masih potensial untuk bisa meningkatkan kredit. “Sektor perdagangan juga masih tetap berjalan, apapun kan orang masih butuh makan. Jadi hal-hal yang beriaktan kebutuhan sehari hari masih bisa tumbuh terbatas,” tambah Subur.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan Uang Beredar periode Agustus 2019 Bank Indonesia, penyaluran kredit perbankan terlihat melambat pada Agustus 2019. Bank Indonesia (BI) mencatatkan penyaluran kredit tercatat sebesar Rp5.489‚6 triliun atau hanya tumbuh 8,6% year on year (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mampu menyentuh 9,7% (yoy).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya juga memandang, kredit sektoral yang pertumbuhannya masih potensial hingga Agustus 2019 antara lain konstruksi termasuk infrastruktur, real estat, perkebunan, industri pengolahan, perdagangan, dan perantara keuangan. (*)