Sejak konversi menjadi bank umum syariah (BUS) pada 2016, Bank Aceh Syariah (Bank Aceh) mampu tampil menjadi salah satu bank syariah terbaik di Tanah Air. Terbukti, karena kinerjanya yang menawan, Infobank selalu memberikan predikat “sangat bagus” sejak bank ini dirating sebagai BUS pada 2018. Tahun ini, berdasarkan rating bank versi Infobank, Bank Aceh kembali dianugerahi predikat “sangat bagus”, dengan meraih skor tertinggi dari 13 bank yang dirating di KBMI 1, kelas bank beraset Rp25 triliun ke atas.
Haizir Sulaiman, Direktur Utama Bank Aceh, memberikan penjelasan kepada Infobank mengenai strategi Bank Aceh sehingga menjadi bank terbaik di kelasnya. Haizir juga menjelaskan tentang bagaimana Bank Aceh menjawab tantangan persaingan di industri perbankan yang makin ketat di tengah berbagai tantangan yang ada. Petikannya:
Apa strategi yang diterapkan Bank Aceh sehingga mampu menutup tahun kerja 2021 dengan sangat baik?
Fungsi intermediasi kami prioritaskan pada sektor-sektor yang potensial dan pemulihannya lebih cepat. Kami juga fokus memperbesar dana murah atau current account saving account (CASA). Selain itu, kami fokus memperkuat fondasi core banking, infrastruktur transaksi digital, dan penyempurnaan proses bisnis untuk mendukung perkembangan digital. Kami juga memperluas ekosistem digital sebagai bentuk partisipasi dalam integrasi open banking. Seluruh capaian tersebut tidak lepas dari dukungan OJK melalui sejumlah regulasi yang berkontribusi bagi mitigasi risiko selama pandemi. Begitu pun pemerintah daerah (pemda), yang selama ini terus memberikan dukungan bagi perkembangan bisnis bank.
Untuk memastikan bisnis bank berjalan prudent dan sehat, bagaimana penerapan tata kelola yang baik (good corporate governance atau GCG) di Bank Aceh?
Segala keputusan strategis yang dilakukan oleh dewan komisaris dan direksi selalu mempertimbangkan prinsip-prinsip GCG, yaitu transparency, accountability, responsibility, professional, dan fairness. Kami juga terus melakukan koordinasi antarlini serta menerapkan governance risk compliance secara ketat dengan metode three line of defense. Konektivitas dan korelasi antarlini tentunya memberikan dampak yang signifikan bagi nilai komposit GCG.
Bagaimana Bank Aceh beradaptasi dan membuat inovasi produk serta layanan di era digital?
Di antaranya, memperkuat ekspansi ekosistem digital melalui kolaborasi dengan mitra strategis serta melakukan berbagai inovasi layanan digital. Inovasi digital juga dilakukan dengan fokus untuk mendapatkan efisiensi melalui digitalisasi proses bisnis, mulai dari teknologi, pengelolaan data, manajemen risiko, dan tatanan institusi secara holistik. Kami juga mengadopsi nilai-nilai kearifan local pada digitalisasi sehingga memberikan pengalaman yang berbeda bagi produk dan layanan Bank Aceh.
Bagaimana Bank Aceh menjalankan fungsi intermediasi dan peran sebagai agen pembangunan daerah dalam mendorong pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19?
Melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), pada 2021 kami juga telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp2,2 triliun yang di antaranya difokuskan pada sektor UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah). Melalui realisasi CSR kami juga terus berupaya meningkatkan kapabilitas yang ada di sektor UMKM sesuai dengan sektor unggulan di masing-masing daerah. Distribusi dividen yang kami salurkan tentunya juga memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah. (Red)
Baca selengkapnya di Majalah Infobank No.532 edisi Agustus 2022. Informasi pemesanan/pembelian majalah, hubungi Sirkulasi Infobank: 0852-8802-0094, 0815-9960-459 Email: sirkulasi@infobank.co.id, web link Sirkulasi Infobank), Majalah Infobank versi digital Infobankstore.com