
Jakarta – Saat ini, kondisi pasar modal Indonesia sedang menghadapi kondisi yang volatile. Menurut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, kondisi itu tak bisa dilepaskan dari ketidakpastian ekonomi global yang tengah berlangsung saat ini.
Mahendra mengungkapkan jika dalam catatan OJK secara keseluruhan, pihak investor asing memang banyak melakukan pelepasan saham atau net sale dari pasar modal RI, imbas dari ketidakpastian kondisi perekonomian, yang membuat keputusan para investor asing turut cepat berubah.
“Itu sebenarnya kondisi yang wajar, walaupun tentu kita melihat dan memantaunya dengan ketat. Mengingat, ketidakpastian ini kan justru datangnya dari global, bukan dari dalam negeri,” ucap Mahendra saat ditemui di Jakarta, Kamis (24/4).
Namun, di satu sisi, kondisi pasar modal RI masih “selamat” karena adanya kepercayaan yang tinggi terhadap pasar modal domestik dari para investor lokal, khususnya investor retail. Ia katakan, hal ini dapat dilihat dari besarnya net buy atau pembelian saham yang dilakukan investor retail domestik.
Lebih jauh, Mahendra menjelaskan jika pihaknya bersama pemangku kebijakan terkait lainnya tengah menyiapkan sejumlah langkah untuk meningkatkan minat dan porsi investasi dari lembaga-lembaga dalam negeri, atau yang dikenal institutional investor. Pihaknya juga telah menggandeng Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) dalam upaya meningkatkan minat dan porsi investasi dari institutional investor.
“Kami sudah mendengar dan melakukan juga koordinasi dengan beberapa lembaga keuangan dari pemerintah melalui Danantara yang menyampaikan bahwa mereka memiliki rencana,” sebutnya.
Ia katakan, bahwa beberapa lembaga keuangan yang berada dalam koordinasi investasi Danantara, seperti Jamsostek atau dana pensiun, bahkan sudah mulai melakukan investasi di pasar modal RI.
“Banyak juga yang melihat ini (harga saham turun) sebenarnya peluang yang cukup baik untuk berinvestasi karena dalam perhitungan dibandingkan potensi dividen, dibandingkan potensi earning ataupun kinerja perusahaan, harga saham yang berlaku sekarang cukup menarik. Dan kami melihat itu terealisasi dalam transaksi sehari-hari di pasar saham,” pungkasnya.
Penulis: Steven Widjaja