Sebelum diangkat sebagai Direktur Utama Bank J Trust Indonesia pada Juni 2019, Ritsuo Fukadai telah malang melintang di industri perbankan Jepang selama 34 tahun. Ia mengawali karier di Bank of Tokyo Mitsubishi pada 1987 dan menempati berbagai posisi, seperti money desk division, import & export division, deposit division, credit division, corporate banking, dan penugasan di beberapa kantor cabang di Tokyo. Selama di berkarier di bank itu, Fukadai juga sempat menjalani penugasan ke luar negeri, seperti Malaysia, Myanmar, dan Amerika Serikat (AS).
Selanjutnya, ia bergabung dengan Super Seven Stars Motors Co Ltd, Yangon, Myanmar, sebagai chief financial officer pada 2015. Fukadai pun berjodoh dengan J Trust Co Ltd (J Trust Group), melalui salah satu entitas bisnis di Korea Selatan, yakni JT Chinae Savings Bank sebagai general manager pada 2016-2018. Setelah itu, ia menjabat sebagai direktur entitas bisnis lainnya J Trust Group, Nihon Hoshou Co Ltd di Tokyo hingga awal 2019, sebelum dipercaya mengemban posisi sebagai Direktur Utama Bank J Trust Indonesia.
Sejak menjadi orang nomor satu di Bank J Trust Indonesia, Fukadai menaruh mimpi, kelak bank yang dipimpinnya ini bisa lebih dikenal masyarakat. “Saya memiliki impian, yaitu bank yang saya nakhodai ini makin dikenal oleh masyarakat di Indonesia, hampir setiap orang mengetahui eksistensi bank ini, dan memberikan dukungan sebanyak-banyaknya kepada masyarakat, serta memberikan kebahagiaan kepada mereka,” ujar Fukadai kepada Infobank, Oktober lalu.
Baginya, Bank J Trust Indonesia membuatnya dapat bekerja sekaligus menikmati hidup. Sebab, bank ini memberikannya kesempatan untuk bertemu, berdiskusi, dan berkenalan dengan banyak orang. Bank J Trust Indonesia memiliki 42 kantor cabang yang bisa dikunjunginya ketika melakukan perjalanan dinas.
Saat melakukan perjalanan dinas dan kunjungan ke kantor cabang untuk bertemu dengan para karyawan dan nasabah, Fukadai bisa mengenal orang-orangnya dan kultur setempat, yang tentunya sangat menarik. “Saya merasa sangat beruntung, pekerjaan di Bank J Trust Indonesia memberikan kesempatan untuk bertemu dan berdiskusi dengan banyak orang,” ujarnya.
Hal ini sejalan dengan moto hidup yang ia pegang, yaitu hidup hanya sekali, akan lebih baik jika dinikmati dengan sebaik-baiknya. Salah satu cara menikmati hidup sebaik-baiknya adalah bertemu dan berkenalan dengan banyak orang dan mendengarkan cerita atau pemikiran mereka.
“Saya dan tim mengirimkan bantuan penanganan COVID-19 ke delapan kota di Indonesia. Saya berkesempatan bertatap muka dengan para gubernur, wakil gubernur, hingga wali kota setempat. Mereka dengan senang hati menyambut bantuan yang kami berikan. Pengalaman ini sangat berkesan bagi saya karena ada rasa bahagia tak terhingga bisa berkontribusi membantu masyarakat.”
Fukadai sudah melanglang ke berbagai negara untuk bekerja, hingga saat ini mendapat tugas menetap di Indonesia. Ada pengalaman yang paling tidak terlupakan olehnya selama tinggal dan bekerja di negeri ini, yaitu semenjak pandemi COVID-19 berlangsung 2020 lalu. Kala itu, Bank J Trust Indonesia melalui program corporate social responsibility (CSR) melibatkan para nasabah Bank J Trust Indonesia yang telah menyimpan dananya pada program Win-Win-Win, menyalurkan donasi yang diperoleh dari sebanyak 0,1% suku bunga tahunan dari dana yang terhimpun kepada rumah sakit dan pemerintah daerah yang berjuang menangani COVID-19.
“Saya dan tim mengirimkan bantuan penanganan COVID-19 ke delapan kota di Indonesia. Saya berkesempatan bertatap muka dengan para gubernur, wakil gubernur, hingga wali kota setempat. Mereka dengan senang hati menyambut bantuan yang kami berikan. Pengalaman ini sangat berkesan bagi saya karena ada rasa bahagia tak terhingga bisa berkontribusi membantu masyarakat,” ungkapnya.
Kendati demikian, pandemi ini juga membuat Fukadai rindu kampung halaman. Ia belum bisa kembali ke Jepang selama satu setengah tahun. Terlebih, situasi ini juga membuatnya kerap kali rindu menikmati masakan khas negeri asalnya itu.
“Sebetulnya, saya masih bisa menemukan masakan Jepang di Indonesia, tetapi rasanya sedikit berbeda dibandingkan dengan yang asli. Oleh karena itu, saya kangen sekali mencicipi masakan otentik Jepang,” pungkas pria yang menyukai golf dan traveling ini. (Ayu Utami)
* Artikel ini telah terbit di Majalah Infobank No. 523, edisi November 2021