Indonesia Percepat Pertumbuhan Sektor Perdagangan dengan Transformasi Digital

(Foto: Net)

Jakarta – Nilai barang dagangan bruto di pasar dagang Indonesia dari tahun 2010 hingga 2020 mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar 3,4% CAGR mencapai Rp2.357 juta. Industri ini masih berpotensi tumbuh dua kali lipat menjadi 7% jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti India, Singapura, dan Malaysia.

Ditambah lagi dengan adanya percepatan adopsi transformasi digital yang akan mempertahankan daya saing Indonesia, seperti yang tertulis dalam laporan berjudul “Capturing the growth of Indonesia’s digital trade sector” oleh Kearney.

“Sektor perdagangan Indonesia mencakup berbagai pemain, termasuk sekitar 70% Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Empat masalah utama yang memengaruhi sektor UMKM, yakni kurangnya akses pembiayaan, operasi bisnis yang tidak efektif, persaingan penjualan dan pemasaran yang ketat, serta adopsi transaksi nontunai yang rendah,” ujar Ishan Nahar selaku Principal di Kearney, dikutip Jumat, 10 Februari 2023.

“Isu-isu ini terkait dengan struktur sektor perdagangan Indonesia. Transformasi digital adalah jawaban yang jelas. Hal ini membuka peluang bagi pelaku sektor perdagangan, khususnya UMKM, untuk meningkatkan produktivitas dengan operasional bisnis yang lebih efektif,” tambahnya.

Sumber pendanaan dan investasi yang memadai sangat penting untuk memacu transformasi digital di sektor perdagangan Indonesia. Pada tahun 2020, investasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sektor perdagangan dibatasi sebesar Rp5 triliun, dan perkiraan tahun 2030 hanya sebesar Rp15 triliun atau setara dengan 0,03% hingga 0,04% dari PDB.

Investasi TIK rata-rata di negara-negara tetangga regional dan negara-negara terkemuka dengan transformasi digital yang efektif, seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang adalah 0,25% dari PDB.

“Dengan memperluas investasi TIK pada sektor perdagangan untuk mencapai standar tingkat negara-negara tetangga dan terkemuka, pasar e-commerce Indonesia dapat tumbuh sekitar 20% CAGR atau mencapai Rp3.729 triliun hingga Rp4.148 triliun,” tutur Ishan.

Belajar dari praktik terbaik negara-negara pembanding, laporan Kearney mengidentifikasi bahwa terdapat empat hal dan inisiatif yang dapat dilakukan untuk mengalihkan sektor perdagangan Indonesia secara digital, yakni percepatan adopsi layanan digital canggih dalam pelaksanaan operasional para pemain utama di sektor perdagangan, penguatan industri digital dengan platform UMKM yang kuat dan meningkatkan kompetensi digitalnya.

Lalu, memperluas jangkauan pasar para pemain teknologi regional, serta meningkatkan tata kelola, pendanaan, dan lingkungan regulasi yang kondusif.

“Untuk mencapai Visi Indonesia 2045, Indonesia harus mengimplementasikan inisiatif nasional yang tepat untuk menyempurnakan struktur sektor perdagangan, terutama dalam meningkatkan UMKM dan layanan pelanggan, memperluas ekosistem sektor perdagangan, serta memperkuat tata kelola, pendanaan, dan lingkungan regulasi. Transformasi digital akan berdampak signifikan terhadap PDB dan mengarah pada pertumbuhan perdagangan digital nasional dalam nilai perdagangan bruto,” tutup Ishan.

 

Editor: Steven Widjaja

Recommended For You

About the Author: Ari Nugroho

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *