Kacau! Pasar Cryptocurrency Tergoncang Akibat Hampir Runtuhnya FTX

(Foto: Net)

Jakarta – Pasar aset digital telah tergoncang oleh hampir runtuhnya salah satu platform penukaran cryptocurrency terbesar dunia, FTX.

Pada Selasa, FTX mencapai kesepakatan bailout dengan saingan terbesarnya, Binance, setelah gelombang penarikan menyebabkan “kegentingan likuiditas yang signifikan”.

Concern terkait kesehatan finansial FTX dilaporkan memicu $6 miliar atau setara dengan £5,2 miliar penarikan dana hanya dalam waktu tiga hari. Binance mengatakan bahwa pihaknya setuju untuk membeli non-US unit FTX dalam pengujian tuntas yang tertunda, seperti dikutip dari BBC, Rabu, 9 November 2022.

Pendiri FTX, Sam Bankman-Fried dan Chief Executive Binance, Changpeng “CZ” Zhao adalah dua figur terkuat di pasar cryptocurrency, serta sekaligus juga adalah rival yang high profile.

Tekanan pada FTX sebagian datang dari Zhao, yang memposting di Twitter pada Minggu bahwa Binance akan menjual porsi holding dari digital token FTX, diketahui sebagai FTT.

“Karena pengungkapan belum lama ini yang telah mencapai titik terang, kita telah memutuskan untuk melikuidasi segala hal yang tersisa dari FTT pada pemesanan kita,” Zhao katakan, seperti dikutip dari BBC. FTT telah rugi hampir 80% dari nilainya di minggu ini.

Pada Selasa, Zhao kembali menulis di Twitter, “Sore ini, FTX meminta bantuan kita. Ada kegentingan likuiditas yang signifikan”.

Binance menyatakan, pihaknya sudah menandatangani sebuah surat kesediaan untuk membeli perusahaan tersebut, namun memiliki keleluasaan untuk menarik diri dari deal itu kapan saja.

Juga melalui Twitter, Bankman-Fried mengatakan, timnya sedang bekerja untuk menyelesaikan persoalan backlog penarikan yang ada. “Ini akan membersihkan persoalan likuiditas, semua aset akan di-covered 1:1.”

“Hal penting adalah bahwa konsumen dilindungi. Kita berada dalam tangan pengelola terbaik,” Fried menambahkan.

Fried juga menyatakan, bisnis FTX US adalah perusahaan yang terpisah, dan tidak terdampak oleh peristiwa ini.

“Ini adalah peristiwa angsa hitam yang menambah lebih banyak ketakutan di ruang crypto. Musim dingin untuk crypto ini sekarang mengambil rasa takut lebih besar,” ucap Dan Ives selaku analis permodalan senior dari Wedbush Securities.

Berita terkait hal ini mengirimkan gelombang kejutan pada pasar aset digital, dengan cryptocurrency jatuh secara tajam. Bitcoin jatuh lebih dari 10%, menyentuh level terendahnya sejak November 2020.

Sementara platform trading online, Robinhood, rugi lebih dari 19% dari nilai pasar sahamnya. Sedangkan platform penukaran cryptocurrency lainnya, Coinbase, turun 10%.

 

Penulis: Steven Widjaja

Sumber: BBC

Recommended For You

About the Author: Ari Nugroho

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *