Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia Maret 2022 kembali mencatat surplus, yakni 4,53 miliar dolar AS. Surplus tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya yang mencapai 3,83 miliar dolar AS.
Kinerja positif tersebut melanjutkan surplus neraca perdagangan Indonesia sejak Mei 2020. Bank Indonesia (BI) memandang surplus neraca perdagangan telah berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.
“Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas kebijakan terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal serta mendukung pemulihan ekonomi nasional,” kata Erwin Haryono, Kepala Departemen Komunikasi BI, dalam keterangan resminya, Senin (18/4).
Surplus neraca perdagangan Maret 2022 bersumber dari kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah peningkatan defisit neraca perdagangan migas.
Pada Maret 2022, surplus neraca perdagangan nonmigas mencapai 6,62 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar 5,74 miliar dolar AS. Perkembangan positif tersebut didukung oleh meningkatnya ekspor nonmigas dari 19,48 miliar dolar AS pada Februari 2022 menjadi 25,09 miliar dolar AS pada Maret 2022. Peningkatan ekspor nonmigas terutama bersumber dari ekspor komoditas berbasis sumber daya alam yang membaik, seperti batu bara, besi dan baja, serta lemak dan minyak hewani/nabati.
Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan Jepang tercatat meningkat seiring dengan permintaan yang tetap kuat di tengah harga global yang meningkat. Adapun impor nonmigas masih kuat pada seluruh komponen, sejalan dengan perbaikan ekonomi domestik yang berlanjut. Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat meningkat dari 1,91 miliar dolar AS pada Februari 2022 menjadi 2,09 miliar dolar AS pada Maret 2022, sejalan dengan peningkatan impor migas yang lebih tinggi dari ekspor migas.