Tingkatkan Permodalan, Bank IBK Indonesia Rights Issue 13 Miliar Lembar Saham di 2023

(Foto: Dok. Bank IBK Indonesia)

Jakarta – PT Bank IBK Indonesia Tbk (IBK Indonesia) yang memiliki kode emiten AGRS baru saja menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan agenda antara lain Perseroan berencana melakukan Penawaran Umum Terbatas V dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue kepada para pemegang saham yang akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan POJK No. 14/2019.

Perseroan akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 13.814.688.390 lembar saham dengan nilai nominal Rp100 per lembar saham. Jumlah saham yang akan diterbitkan tersebut bergantung pada keperluan dana Perseroan dan harga pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas V.

Perseroan merencanakan pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas V ini pada tahun 2023 dan/atau berdasarkan ketentuan POJK No. 14/2019 bahwa pelaksanaannya harus mendapat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan sejak tanggal persetujuan RUPSLB.

Dengan penambahan modal melalui Penawaran Umum Terbatas V maka saham yang dikeluarkan Perseroan sebelum Penawaran Umum Terbatas V dapat terdilusi paling banyak 33,32%.

Di samping itu, RUPSLB juga menyetujui pengangkatan direktur baru yaitu Edwin Rudianto sebagai Direktur Bisnis. Dengan demikian, susunan Direksi Bank IBK Indonesia setelah RUPSLB menjadi sebagai berikut:

Direktur Utama: Cha Jae Young

Direktur Kredit: Lee Dae Sung

Direktur Operasional: MC Vera Afianti

Direktur Bisnis: Edwin Rudianto

Direktur Kepatuhan: Alexander Frans Rori

”Dana rights issue akan digunakan untuk keperluan modal kerja Perseroan. Kami optimis dengan adanya peningkatan modal ini, struktur permodalan menjadi lebih baik sehingga Perseroan memiliki pendanaan yang cukup untuk menjalankan strategi usaha ke depannya yang kondisinya semakin menantang,” ujar Direktur Utama Bank IBK Indonesia, Chae Jae Young, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 9 Februari 2023.

Di waktu yang bersamaan, IBK Indonesia juga menjelaskan hasil kinerja tahun 2022 dengan pencapaian yang menggembirakan. IBK Indonesia merupakan salah satu perbankan nasional dengan pemegang saham pengendalinya adalah Industrial Bank of Korea (IBK Korea). IBK Indonesia hadir di Indonesia pada tahun 2019. Sejak 2019 hingga 2022, IBK Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang positif. Hal ini terlihat dari sisi total aset yang meningkat 3 kali, total loan meningkat sebanyak 2 kali, dan core capital mengalami peningkatan 3 kali. Sementara itu, rasio non performing loan (NPL) mengalami penurunan dari 11,68% menjadi 1,99%.

“IBK Indonesia baru 3 tahun namun keberadaan kami sudah menempati posisi yang patut diperhitungkan dengan pencapaian kinerja yang membanggakan,” tambah Chae Jae Young.

Lebih lanjut, Chae Jae Young menyampaikan, IBK Korea menganggap bahwa Indonesia sebagai negara kunci dalam strategi pertumbuhan globalnya. Oleh karena itu, IBK Korea telah melakukan 4 kali capital injection sehingga modal inti Bank IBK Indonesia mencapai Rp4,1 triliun, dan direncanakan akan ada penambahan capital injection lagi.

IBK Indonesia mencatatkan peningkatan profit di 2022 sebanyak 8 kali dari Rp13 miliar di 2021 menjadi Rp104 miliar di tahun 2022. Sementara total asetnya menunjukkan peningkatan 28,5% dari Rp14,287 triliun di 2021 menjadi Rp18,358 triliun di 2022, dan core capital meningkat sebesar 42% dari Rp2,902 triliun menjadi Rp4,121 triliun. Di sisi lain, IBK Indonesia berhasil mengelola rasio NPL di bawah 2%, yang menunjukkan kinerja NPL lebih baik dari rata-rata NPL seluruh bank di Indonesia.

Lalu, dari sisi kredit, IBK Indonesia mencatatkan peningkatan sebesar 32,7% dari Rp6,067 triliun pada 2021 menjadi Rp8,063 triliun di 2022. Kemudian, depositnya mengalami pertumbuhan 32,4% dari Rp6,323 triliun di 2021 ke Rp8,373 triliun di 2022, dan forex yang meningkat tajam 126% dari Rp360 miliar di 2021 ke Rp812 miliar pada 2022.

Proyeksi kinerja IBK Indonesia tahun 2022 ini memberikan gambaran lebih jelas atas komitmen dari manajemen untuk mencapai target jangka panjang IBK Indonesia tahun 2030, yaitu untuk mencapai total aset Rp50 triliun dan profit Rp1 triliun yang mana sejalan dengan visi IBK Indonesia, menjadi Bank yang Profesional, Inovatif dan Terkemuka untuk SME dan Corporate.

 

Editor: Steven Widjaja

Recommended For You

About the Author: Ari Nugroho

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *